jalan jalan ke puncak suroloyo
Monday, March 8, 2010
Setelah minggu lalu menghapuskan rasa penasaran tentang air terjun yang terletak di bawah ketep pass (cerita menyusul kalo nda males), kali ini saya bersama segerombolan teman teman yang ingin menjauh sejenak dari layar komputer memutuskan untuk menjelajah ke puncak suroloyo , karena terbujuk gambar-gambar pemandangan dari puncaknya di pagi hari
Bagi yang belum tahu, puncak suroloyo merupakan salah satu dari tiga puncak dari deretan pegunungan menoreh yang terletak di desa keceme kecamatan samigaluh kulon. Kali ini masih berangkat bareng orang orang yang kemaren telah ikut membantu menuntaskan rasa penasaran terhadap air terjun kedung kayang , temon ehm , anang , adhi, dan ridwan .
ki-ka: temon, anang, aku, ridwan,adhi
Berangkat dari gejayan jam 04.15 kami memutuskan untuk menyusuri jalur godean -kalibawang-suroloyo dikarenakan akan melewati rumah saya (blush). Menyusuri ring road utara menuju ke ring road barat, dilanjutkan perjalanan lebih ke barat lagi untuk menuju pasar godean - yang ditandai dengan perempatan ber traffic light pertama setelah ring road barat . Lanjut ke barat 5 kilometer lagi , sekitar 45 menit setelah keberangkatan, pada perempatan traffic light ke dua , saya meminta rombongan untuk mampir sebentar ke rumah , demi mengambil kamera pocket yang mungkin masih bisa berguna :D plus pamit ke ibuk ..ahahayPada perempatan bertraffic light yang ketiga atau perempatan kenteng, kami diarahkan berbelok kanan alias ke utara oleh sebuah papan kecil yang bertuliskan " suroloyo 25km "
. Mulai dari sini jalan yang dilalui penuh dengan belokan tajam dan tanjakan dan dibonusi kegelapan tanpa lampu penerangan *eh berima*
setelah melewatkan perempatan yang meragukan , dan jalanan di depan semakin tidak menampakkan tanda tanda petunjuk ke arah puncak, kami memutuskan bertanya kepada salah seorang warga yang sedang berolahraga, ternyata tinggal "pertigaan depan belok kiri". Seingat saya pertigaan ini adalah pertigaan pertama yang mempunyai marka jalan , atau kedua ya :D
setelah melewatkan perempatan yang meragukan , dan jalanan di depan semakin tidak menampakkan tanda tanda petunjuk ke arah puncak, kami memutuskan bertanya kepada salah seorang warga yang sedang berolahraga, ternyata tinggal "pertigaan depan belok kiri". Seingat saya pertigaan ini adalah pertigaan pertama yang mempunyai marka jalan , atau kedua ya :D
Dari sini aspalan jalan mulai sempit sekitar selebar satu mobil dan tak berapa lama mulai bersebelahan dengan hutan hutan dan minim rumah penduduk plus naik dan turun , kadang kanan tebing kiri jurang jalannya hanya selebar satu buah mobil sahaja. Bertemu pertigaan lagi dengan jalan naik dan turun di depan , kami memutuskan bertanya sebentar ke penduduk sekitar , dan seperti yang sudah diduga,jalan yang lurus adalah jalan yang benar *halah*
Perjalanan diteruskan dengan menempuh jalur menanjak dengan aspal yang sudah bolong bolong ,untungnya cuman sebentar , selanjutnya kembali aspalan sekelas jalan desa, disini jalan kembali sempit dengan belokan dan turunan tajam , serta tanjakan yang semena mena membuat kami harus memaksa motor berjalan di gigi satu-dua. Untungnya keadaan mulai terang , dan tak begitu kesulitan memacu motor, sayangnya ini berarti kami ndak bakalan dapet sunrise di puncak :(
Perjalanan diteruskan dengan menempuh jalur menanjak dengan aspal yang sudah bolong bolong ,untungnya cuman sebentar , selanjutnya kembali aspalan sekelas jalan desa, disini jalan kembali sempit dengan belokan dan turunan tajam , serta tanjakan yang semena mena membuat kami harus memaksa motor berjalan di gigi satu-dua. Untungnya keadaan mulai terang , dan tak begitu kesulitan memacu motor, sayangnya ini berarti kami ndak bakalan dapet sunrise di puncak :(
Tak berapa lama gunung merapi dan merbabu yang tampak diwarnai semburat oranye matahari mulai terlihat dari sela sela pepohonan kanan jalan , belum lagi di kiri jalan terdapat tebing tebing batu yang menjulang tinggi yang dihiasi tanaman hijau yang mengingatkan saya dengan gunung melayang di pandora dalam filmnya avatar . Oh ya, untuk yang sudah terbiasa hidup di kota, mungkin akan merasakan perbedaan udara disini, udara terasa begitu ringan untuk dihirup, seperti tidak ada partikel partikel lain di udara.Kesempatan baik untuk memenuhi paru paru dengan udara segar.
Meski beberapa kali berhenti untuk mengabadikan pemandangan yang indah , namun kami tak berlama lama , karena matahari sudah mulai tinggi. Motor pun dipacu untuk segera mengantarkan kami ke puncak suroloyo ,jalanan sempit tadi rupanya langsung membawa kami ke bagian bawah anak tangga puncak suroloyo yang ditandai dengan peta wisata desa keceme.
Untuk menuju puncak suroloyo, sudah tersedia 280 an anak tangga untuk memudahkan akses , saat itu puncak sedang ramai dengan rombongan anak-anak pramuka yang sudah berkemah sejak malam , jadi kami putuskan naik setelah agak sepiMeski beberapa kali berhenti untuk mengabadikan pemandangan yang indah , namun kami tak berlama lama , karena matahari sudah mulai tinggi. Motor pun dipacu untuk segera mengantarkan kami ke puncak suroloyo ,jalanan sempit tadi rupanya langsung membawa kami ke bagian bawah anak tangga puncak suroloyo yang ditandai dengan peta wisata desa keceme.
Kalau biasanya dari puncak gunung kita hanya bisa melihat kota2 dan gunung lain di kejauhan , Di puncak suroloyo ini beberapa gunung di jawa terlihat begitu dekat , dan bahkan borobudur pun bisa terlihat , kalau tidak tertutup kabut, pemandangan ke bawah dari puncak suroloyo ini cukup indah , serasa melihat desa dalam lukisan.
Setelah istirahat sebentar di joglo kecil di puncak, tidur, dan poto poto, kami turun lagi untuk menuju ke puncak yang lain karean matahari sudah terasa panas , di puncak yang lain , sariloyo kalau tidak salah , sebenarnya ada sarana flying fox , namun sepertinya sudah jarang digunakan , atau hanya digunakan pada saat saat tertentu .
Eniwe, jika berkunjung ke suroloyo mungkin sebaiknya saat matahari baru mulai muncul atau terbenam karena pandangan dari atas puncak tidak akan terlalu silau , dan cuaca belum begitu panas
...Baca Terusannya
dari puncak, gunungnya keliatan smua
Setelah istirahat sebentar di joglo kecil di puncak, tidur, dan poto poto, kami turun lagi untuk menuju ke puncak yang lain karean matahari sudah terasa panas , di puncak yang lain , sariloyo kalau tidak salah , sebenarnya ada sarana flying fox , namun sepertinya sudah jarang digunakan , atau hanya digunakan pada saat saat tertentu .
Eniwe, jika berkunjung ke suroloyo mungkin sebaiknya saat matahari baru mulai muncul atau terbenam karena pandangan dari atas puncak tidak akan terlalu silau , dan cuaca belum begitu panas