tentang gadis bergamis berjilbab
Wednesday, June 9, 2010
Saya malas menuliskan masalah masalah agama disini,bukan apa apa , hanya saja masing masing orang memiliki pemahaman dan pandangan pribadi terhadap agama tersebut, bahkan sangat mungkin orang yang memiliki kepercayaan yang sama , memiliki interpretasi yang berbeda terhadap kepercayaan mereka masing-masing dan itu menurut saya sifatnya hak. Jadi post kali ini saya tidak bermaksud membahas masalah agama , aturan , atau apapun itu , hanya ingin menjawab pertanyaan yang rasanya berulang-ulang ditanyakan kepada saya, tentang jilbab dan gamis dan preferensi pribadi saya. Semisal ada sangkut pautnya dengan hal hal yang tidak pengen dibahas , anggap saja itu pendukung cerita
Beberapa teman wanita sering menanyakan , "lebih suka ngeliat yang berjilbab ya ?" atau "lebih suka yang bergamis ya ?" .Lha PADAHAL saya dari kecil besar di desa yang kalo tiap pengajian ibu2 nya berjilbab, tk , sd murid2nya banyak yang berjilbab , guru n muridnya juga bergamis kalau ada acara acara , kalo dilihat dari ajaran sedari kecil , pakaian yang paling sopan buat wanita itu yang seperti itu.
Kalo ditanya masalah suka ga suka , saya melihatnya begini,ibaratnya seperti tempat parkir kantor yang bertuliskan nama , untuk si A , si B , si C , semisal si A parkir di tempat si C, masak saya mau mempermasalahkan ,selisih satu dua meter,nda keujanan , nda kepanasan, tapi misal masing2 di tempatnya yo malah bagus,seneng kan ngeliat tertata rapi,wong saya juga ngeliat ada tulisan "parkir di tempatnya" , kalo saya marah marah dengan si A apa nda berarti saya lancang ? wong si C saja mau bereaksi seperti apa saya juga belum jelas , barang kali dia malah pengertian , dan tidak mempermasalahkan , ya to ?
Lagipula , mernurut hemat saya , kalau seseorang suatu saat memutuskan untuk dirinya sendiri dia akan berjilbab / bergamis , itu biasanya justru malah lebih kuat pendiriannya,lebih matang pemahamannya, daripada yang cuma ikut-ikutan , dipaksa make (emang ada gitu ya dipaksa paksa 2 ) atau yang cuma sekedar make make an. Tapi bukan berarti yang memutuskan memakai dan masih belum bisa sepenuhnya menyesuaikan diri itu artinya dia ikut ikutan , bisa saja dia memakai itu sebagai pengingat, kalau dia mau dan sedang berusaha menjalankan apa yang dipercayainya. Hati orang siapa yang tahu ?
Kesimpulannya ? y senang2 saja, rasanya seperti melihat buku yang tertata ditempatnya,siapa sih yang nda suka ? apalagi kalo bener2 sepenuh hati menjalankannya ,bisa malu sendiri saya dengan hanya melihat,lha saya sendiri masi belajar tentang hal hal seperti itu.
Jadi , klo ngeliat yang ga pake, benci ? bah,saya tidak diajarkan untuk saling membenci , adanya cuma saling menghargai , saling mendoakan ,saling mengingatkan gitu aja
betewe , dikomentari mas puguh tentang kenapa analoginya pake tempat parkir, y karena itu yang bisa kepikiran , maklum lah belum smart smart banget :d